Akhir-akhir ini gw sering kebayang masa-masa SD gw: saat gw lagi culun-culunnya; dan saat gw lagi pinter-pinternya. Kejadian yang menyakitkan dan menyenangkan sering muncul saat gw bermimpi dan merenung dengan ganteng. Menyakitkan karena keculunan gw waktu itu bikin anak-anak badung menindas gw seperti Jepang menindas
Yang pertama adalah Yanti, cewe
Lianita Noviana namanya, biasa dipanggil inga, cewe yang manisnya minta ampun, jauh lebih manis daripada madu yang termanis. Ya, cewe super manis itu adalah suka-pertama gw, bukan cinta pertama. She is my first like, not first love. Karena gw gak tau apa itu cinta. Dia cewe pertama yang membuat gw jatuh suka. Dia bener-bener cewe yang paling manis kalo gw inget-inget sekarang, satu tingkat dibawah nyokap dan nenek gw. Dan dia orang yang pertama kali menyuguhkan semangat yang luar biasa untuk gw berangkat sekolah. Setiap harinya gw berangkat, selalu bertujuan gak mulia: buat ngeliat dia, karena gw sempet sebangku sama dia pas kelas 4 SD. Dia orang yang galak dan jutek banget sama semua cowo, kecuali sama gw. Begitu baik dan perhatiannya dia ke gw. Dan itu bisa membuktikan kalo dia juga suka sama gw, bahwa gw juga suka-pertama dia. Alamak, luar biasa perasaan bocah SD ini. Tapi, apa mau dikata, nasib berkata lain, gosip kalo gw suka sama dia udah menyebar sampe ke daun telinga dia. Dan, dengan sangat mengejutkan, dia menjauh dari gw. Dan menjauhnya dia dari gw beriringan dengan menyebarnya gosip kalo dia lagi suka sama si cowo yang kalah ganteng dan kalah pinter dari gw. Arrrggggghhh! Alamak, luar biasa perasaan bocah SD ini. Gw sangat cemburu.
Tapi gw tau kenapa Allah memberikan ingatan-ingatan tentang dua cewe luar biasa ini, karena dua cewe ini yang pertama kali menyuguhkan hal-hal indah yang akan mewarnai sepanjang hidup gw: kompetisi dan semangat. Dan dua cewe ini juga yang memberikan gw inspirasi untuk mengamati lebih dalam tentang hal yang memisahkan gw dari mereka: kemiskinan dan perasaan. Ah, masa lalu adalah pelajaran.